Rabu

Mlaku Mbungkuk

Anak-anak menunduk jika lewat di depan orang yang lebih tua di akhir abad ke-19

Mlaku mbungkuk disini maksudnya adalah berjalan membungkuk saat lewat di depan orang yang lebih tua. Perilaku orang Jawa seperti ini sudah ada sejak dahulu. Bertujuan untuk mengajarkan tata krama dan sopan santun kepada anak, agar menghormati orang yang lebih tua. Posisi yang dimaksudkan dengan mlaku mbungkuk, yaitu membungkukkan badan ke bawah, kemudian meletakkan satu tangan di belakang (tepat di atas pinggang), kemudian tangan yang satunya diluruskan ke bawah agak ke depan. Biasanya orang yang jalan membungkuk sambil berkata “nuwun sewu, nderek langkung." Saat berjalan dengan membungkukkan badan seperti ini, haruslah berjalan pelan-pelan, bukan malah berlari. Hal seperti itu adalah cara orang Jawa yang lebih muda dalam menghormati orang yang lebih tua, apabila hendak lewat di depannya. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar orang berjalan membungkuk ini. 

“Dalam interaksi sehari-hari di masyarakat Jawa, orang lebih muda akan selalu membungkukkan badannya ketika sedang berjalan di depan orang yang lebih tua. Etika ini bila dilihat sepintas akan terlihat sangat sepele, namun sebenarnya etika ini menggambarkan sikap tunduk atau hormat antara orang muda terhadap orang yang lebih tua. Selain itu, sikap membungkukkan badan juga menandakan bahwa orang ini menghargai dan menempatkan posisinya. (Zairul Haq, 2011:24) 

Sayangnya, anak-anak muda di Jawa zaman sekarang mulai pudar sopan santun dan tata kramanya. Sehingga membuat mereka merasa tidak perlu lagi melakukan hal-hal yang diajarkan orang tuanya sejak kecil. Di saat seperti sekarang ini, banyak anak kecil atau orang yang lebih muda, berjalan seenaknya saat lewat di depan orang yang lebih tua. Mereka merasa tidak malu atau dalam bahasa Jawa ora pekewuh. Akibat pengaruh budaya luar, akan membuat tata krama dan perilaku anak muda di Jawa menjadi berubah. 

Maka dari itu, kita harus pandai-pandai memilih kebudayaan yang masuk, dengan meniru hal baik dan membuang hal yang sekiranya tidak pantas dilakukan orang Jawa. Agar sopan santun atau etika orang Jawa tidak hilang dengan begitu saja. 


Sumber: 
Zairul Haq (Mutiara Hidup Manusia Jawa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar