Minggu

Strategi "Busuk" Politik: Play Victim




Pernah dengar Play Victim atau Playing Victim 
Mungkin jarang diketahui banyak orang kali ya? Baiklah ini adalah penjelasan sedikit tentang play victim.        

Strategi Play Victim adalah seolah-olah dirinya sebagai korban yang selalu di dzolimi, ditindas, mau dibunuh, minoritas, tidak boleh ngapa-ngapain dan membuat seakan-akan mereka orang yang paling menderita di muka bumi ini sehingga dia akan mendapat simpati orang lain yang kasihan sama dia.   

Tujuan lain Play Victim adalah mengarahkan opini orang lain agar menyalahkan seseorang atau suatu kelompok yang seakan-akan menjadi penyebab di balik semua kemalangan si tokoh victim player yang seakan-akan dia orang baik yang tertindas orang jahat.          

Licik kan? 
Ya! 
Itulah strategi busuk memanfaatkan kebodohan orang yang mau tertipu mentah-mentah isu yang menyebar. Biasanya menggunakan media sebagai alat penyebar isu ini.   

Saat orang bersimpati kepadanya, dia akan membuat pengembangan sebesar-besarnya dan sebebas-bebasnya bahkan melakukan pelanggaran hanya untuk mencapai tujuannya. Tentu saja hal ini tidak akan dicurigai oleh orang-orang yang bersimpati kepadanya, karena dia selalu dianggap orang baik yang jadi korban.         

Dalam politik dunia, cara licik ini digunakan oleh orang-orang yahudi untuk mencari simpati dunia, mereka seakan-akan tertindas dan dibantai habis sampai-sampai mau punah karena peristiwa "The Holocaust". Dunia pun bersimpati, apa yang terjadi? Justru merekalah yang melakukan penindasan di negara-negara tetangga mereka, merebut kursi-kursi pemerintahan di berbagai negara, mengeruk keuntungan dari gurita perekonomian mereka, mengendalikan politik negara lain lewat lobby-lobby mereka, mengintervensi negara lain, menjajah, dan mendapatkan sumbangan yang diperoleh dengan cara paksa (baca: merampok).             

Di kita, saat kita mendekati pemilu (Pilpres, Pilgub / Pilkada), tahukah Anda, strategi Play Victim ini juga ada yang menggunakannya untuk menjadi pemenangnya lho...      

Dia membuat seolah-olah dirinya korban, bisa korban pemerintahan masa lalu, disadap, mau dibunuh, keluarganya diancam, diskriminasi minoritas, black campaign yang menjurus SARA padanya, dan lain sebagainya.              

Dan dia tenang-tenang saja.
Loh, kok bisa? 
Bisa dong, karena dia tahu memang tim dialah pelaku penyebar isu itu!
Hehehe... :D



#RuangIhsan, edited.