Senin

Pada Sebuah Bisik

daun baru saja mengering
gamang mengakhiri musim
terselip kenangan
pekat di ujung bibir

kemarin lukanya telah mengering
menatap pedih bersebelah lalu
setia mengiring sakit
tanpa memaling luka

baru saja menantimu
perih juga mengering
senyap berkawan secawan airmata
enggan berpaling dari parasmu

menatap dalam hening:gejolak rindu
menyesaki setiap perjalanan
memetakanku jalan pulang
dalam catatan usang tak bertepi

gemetar kehilangan
selaksa tanya
tingkap pengertian

hembusan nafasmu
tawari sekuntum bunga tidur
pada tanya harga selembar daun untuk mengukir masa?
:keriput saat cinta mengejaku menjadi makna